Jumat, 21 Juni 2013

Thoriqoh


Pengertian Thoriqoh

Thoriqoh menurut bahasa artinya jalan, cara, garis, kedudukan dan keyakinan

Kata Thoriqoh disebutkan Alloh dalam Al-Qur`an sebanyak 9 kali dalam 5 surat, dengan mengandung beberapa arti sebagai berikut :


1.Thoriqoh berarti “ 
Jalan “ dalam Surat An-Nisa ayat 168 :

“ Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka”.

2.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat An-Nisa ayat 169 :
“ Kecuali jalan ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.

3.Thoriqoh berarti “
 Kedudukan “ dalam Surat Thoha ayat 63 :

“ Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang Ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama “


              Ayat ini menerangkan kedatangan Nabi Musa as. Dan Nabi Harun as. Ke mesir, akan menggantikan bani israil sebagai penguasa di mesir. Sebagian ahli Tafsir mengartikan thoriqoh dalam ayat ini dengan “ Keyakinan ( agama )
         Menurut Ibnu Manzhur dalam kitabnya “ Lisanul Arob “ Jilid 12 halaman 91 arti thoriqoh dalam ayat itu adalah “ tokoh –tokoh terkemuka “ جَالُ اْلأَشْرَفُ ,اَلرِّ jadi ayat itu berarti, kedatangan Nabi Musa as. Dan Nabi Harun as. Ke Mesir adalah untuk mengusir kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan jamaah atau tokoh-tokoh terkemuka kamu”. Lebih jauh lagi Ibnu Manzhur menyatakan “Inilah tokoh-tokoh pilihan kaumnya ‘هَذَا طَرِيْقَةُ قَوْمِهِ 

Al-Akhfasy memaknai بِطَرِيْقَتِكُمُ اْلمُثْلَى “ dengan sunnah dan agama kamu yang tinggi “
                Thoriqoh berarti juga الحَطُّ فِى الشَّيْءِ artinya “ garis pada sesuatu “طَرِيْقَةُ ْالبَـْيضِ  artinya “ garis-garis yang terdapat pada telur “ Thoriqotul romal artinya “ sesuatu yang memanjang dari pasir “مَاامْتَدَّ مِنْهُ 
                Al-Laits menyatakan ‘thoriqoh' ialah tiap garis di atas tanah, atau jenis pakaian atau pakaian yang koyak-koyak itulah thoriqonya. Thoriqoh kata jama` taksirnya “ Thoroiq “ berarti “ tenunan dari bulu “, berukuran 4 sampai 8 hasta kali 1 hasta, dipertautkan sehelai demi sehelai “.
               Menurut tafsir Al-Jamal Juz 3 halaman 99 بِطَرِيْقَتِكُمُ اْلمُثْلَى  dalam surat Thoha ayat 63 itu, artinya “ dengan orang terkemuka kamu “بِأَشْرَفِكُمْ kata “ Thoriqoh “ itu dipergunakan untuktokoh-tokoh terkemuka, karena mereka itu menjadi ikutan dan panutan orang banyak, sebagaimana diartikan juga oleh Abu As-su`ud.
              Dalam kitab Mukhtarus shihhah disebutkan وَ طَرِيْقَةُ ْالقَوْمِ yakni أَمَاثِيْلُهُمْ وَجِيَادُهُمْ artinya “ orang-orang besar dan terbaik di antara mereka”.
Thoriqoh berarti juga شَرِيْفُ ْالقَوْمِ artinya “ tokoh terhormat sesuatu kaum “
Dalam tafsir Ibnu katsir juz 3 halaman 157 menyatakan بِطَرِيْقَتِكُمُ اْلمُثْلَى itu dengan wa hia assihru artinya “ Sihir “
Ibnu Abbas ra. mengartikannya dengan kerajaan yang mereka berdomisili dan mencari kehidupan didalamnya
Assya`bi ra. menafsirkan dengan “ Nabi harun as. Dan nabi Musa as.memalingkan perhatian orang banyakkepada mereka”.
Mujahid ra. mengartikannya dengan orang-orang terkemuka,cerdas dan lanjut usia diantara mereka
Abu sholih ra. mengartikannya dengan “ Orang-orang mulia diantara kamu “
Ikrimah ra. mengartikannya dengan orang-orang terbaik di antara kamu “
Qotadah ra. mengartikan dengan “ Mereka pada masa itu Bani Isroil “
Abdurrahman bin Zaid mengartikan dengan “ yang kamu berada diatasnya “بِالَّذِى أَنْتُمْ عَلَيْهِ 
Dalam tafsir Al-Khozin juz 3 halaman 273 menafsirkan ayat itu dengan “ keduanya yakni Nabi harun as. Dan nabi Musa as.akan melenyapkan sunnah, dan agama kamu yang kamu anut”. يُذْهِبَا بِسُنَّـتِكُمْ وَبِدِيْـنِكُمُ الَّذِى أَنْتُمْ عَلَيْهِ 
Dalam tafsir Al-Baghowi juz 4 halaman 273 orang arab mengatakan ayat itu dengan “ si anu berada di atas jalan yang lurus”. فُلاَنٌ عَلَى الطَّرِيْقَةِ ْالمُـثْلَى

4.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Thoha ayat 77 :
“ Dan Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".


kata –kata “ thoriqoh “ dalam ayat itu berarti “ membuat jalan yang kering “ di atas laut dan terbelahnyaLautan merah untuk jalan bagi Nabi Musa as. Dan pengikut-pengikutnya. Peristiwa itu terjadi setelah memukul air laut itu dengan tongkat.
5.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Thoha ayat 104 :

" Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika Berkata orang yang paling lurusjalannya di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja".
 yang dimaksud dengan lurus jalannya, ialah orang yang agak lurus pikirannya atau amalannya diantara orang-orang yang berdosa itu."



6.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Al-Ahqof ayat 30 :

" Mereka berkata: "Hai kaum kami, Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus."



7.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Al-Mu`minun ayat 17 :

" Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)."



8.Thoriqoh berarti “ Jalan “ dalam Surat Al-Jin ayat 11 :
" Dan Sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda."

Al-Farro`mengartikan Kunna thoroiqo qidada dengan “ Kunna firoqon mukhtalifah artinya “ kami beberapa kelompok yang berbeda-beda.


9.Thoriqoh berarti “agama Islam “ dalam Surat Al-Jin ayat 16 :

" Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: Telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan."

kata “ thoriqoh “ dalam ayat itu berarti “agama Islam“ demikian beberapa makna thoriqoh dari segi bahasa.


Adapun “ Thoriqoh “ menurut istilah ulama Tasawuf :

1. Thoriqoh adalah suatu cara atau pendakianyang di tempuholeh para ahli tasawuf atau qoum mutashowwifin untuk mencapai tujuan.

2. Menurut pandangan para Ulama Mutashowwifin yaitu jalan atau petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa ole Rosululloh Saw. Dan yang dicontohkan oleh beliau dan para sahabatnya serta Tabi`in serta Tabi` Tabi`in dan terus bersambung sampai kepada guru-guru,Ulama,kiyai secara bersambung hingga pada masa sekarang ini

3. ”Jalan kepada Alloh dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fiqih dan tasawuf menurut kitab A-Ayatul Baiyinat karangan Ahmad khotib.

4. Menurut arif billah syeh Zainuddin bin Ali dalam kitab “ Hidayatul Adzkiya Ila Thoriqotil Auliya :
وَطَرِيْقَةٌ أَخْدٌ بِأَحْوَطَ كَاْلوَرَعِ * وَعَزِيْمَةٌ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلاً
Thoriqoh adalah menjalankan A`mal yang lebih berhati-hati dan tidak memilih kemurahan (keringanan) syara` seperti sifat waro` serta ketetapan hati yang kuat seperti latihan-latihan jiwa.




Dalam ilmu Tasawuf dikatakan, bahwa syariat itu merupakan peraturan, thoriqoh merupakan pelaksanaan sedangkan haqiqoh merupakan keadaan dan makri`fat merupakan tujuan yang terakhir.

RIWAYAT HIDUP SAYYID AHMAD AT-TIJANI RA :



اذا سمعتم عنى شيأ فزنوه بميزان الشرع فما وافق فخدوه وما خالف فاتركوه      

"Apabila Kamu Mendengar Apa Saja Daripadaku, Maka Timbangkanlah Ia Dengan Neraca Syari'at. ApabilaIa Bertepatan, Maka Kerjakanlah & Apabila Ia Bersalahan,Maka Tinggalkanlah." [Jawahir al-Ma'ani wa Bulugh al-Ma'ani (juz 1, hlm.95) Ali Harazim]
         Menurut cucunya yang kelima yang bernama Syeikh Jubayr bahwa Syeikh Ahmad al-Tijani (1150-1230 H., 1737-1815 M.) dilahirkan pada hari kamis tanggal 13 Shafar tahun 1150 H. (1737 M.) di `Ain Madi, suatu desa terkenal disahara timur Maroko Syeikh Ahmad al-Tijani memiliki nasab sampai kepada Rasulullah saw. Sebagaimana berikut :

1. Abul Abbas Ahmad, bin   أبوالعبّاس أحمد بن
2. Muhammad Abu Amr, bin  محمّد الملقب بأبي عمرو بن 
3. Mukhtar, bin  المختار بن
4. Ahmad, bin  أحمد بن
5. Muhammad, bin  محمّد بن
6. Salim, bin  سالم بن
7. Al-Id, bin  العيد بن
8. Salim, bin  سالم بن
9. Ahmad al `Alwani, bin  أحمد الملقب بالعلواني ين
10. Ahmad, bin  أحمد بن 
11. Ali, bin  على بن
12. Abdullah, bin  عبدالله بن
13. Abbas, bin  العبّاس بن
14. Abdul Jabbar, bin  عبد الجبّار بن
15. Idris, bin  إدريس بن
16. Idris, bin  إدريس بن
17. Ishaq, bin  إسحاق بن
18. Zainal Abidin, bin  زين العابدين بن
19. Ahmad, bin  أحمد بن
20. Muhammad An Nafsuz Zakiyyah, bin  محمّد الملقب بالنفس الزكيّة
21. Abdullah al-Kamil, bin   عبدالله الكامل بن
22. Hasan al-Mutsanna, bin الحسن المثنى بن
23. Hasan As Sibthi, bin الحسن السبط
24. Ali bin Abi Thalib wa Sayyidah Hababah Fatimah al-Zahra
25. Sayyidina Muhammad Rasulullah saw

Dari pihak ibu ialah :
1. Abul Abbas Ahmad, bin   أبوالعبّاس أحمد بن 
2. Sayyidah `Aisyah, binti  السيدة عائشة بنت
3. Sayyid Jalil abi Abdillah Muhammad, bin  السيد الجليل أبي عبدالله محمّد بن
4. As Sanusi Attijaani Al Madhowi  السنوسى التجانى المضاوى 
        Kata-kata Attijani merupakan kata nisbah kepada suatu negeri terkenal bernama Tijanah, kabilah tijanah adalah keluarga syeikh tijani ra. dari pihak ibu beliau dan pada kabilah inilah lebih dikenal sebutan marga beliau sehingga lazim disebut dengan " Tijani " sedangkan kata " Al madhowi " merupakan nisbat kepada `Ain madhi, suatu desa terkenal di sahara timur Maroko. di desa inilah syeikh Tijani ra. dilahirkan pada hari kamis tanggal 13 Shafar 1150 H. Dengan karunia Allah yang melimpah .

            Beliau telah hafal Al-Qur`an dengan baik sejak usia 7 tahun. kemudian menguasai ilmu pengetahuan yang di terjuni, sampai beliau dapat mengajar dan berfatwa dalam usia muda yaitu belum mencapai usia 20 tahun Syeikh Ahmad At-tijani ra. sangat menguasai semua ilmu pengetahuan . apabila di tanya tentang sesuatu masalah dengan cepat beliau menjawabnya seolah melihat papan jawaban di depannya.
         Sebagai seorang `ulama besar dan mufti syeikh ahmad attijani ra. benar-benar memiliki motivasi belajar yang tinggi hal itu terbukti dengan kegigihannya didalam berguru kepada setiap orang yang telah mencapai tingkat `Allamah, Darrokah. Dampak yang diperoleh dari liku-liku kehidupan tersebut telah membawa diri beliau mendapatkan karunia Allah yaitu Mahabbah peningkatan kwantitas ibadah sekaligus merupakan peningkatan amalan shufiyyah (wilayah).

               Disamping itu syeikh ahmad At-tijani ra. juga sering melakukan ziaroh silaturrohim kepada para `ulama berpangkat luhur (Kubbaro) dan juga kepada para wali Allah (hukama). kesan yang diperoleh dari para wali yang dikunjungi yaitu terungkap dalam suatu pembicaraan diantara mereka bahwa syeikh ahmad attijani  ra. akan mencapai tingkat derajat yang agung disisi Hadhroh Allah Swt. serta akan menjadi cahaya sebagai panutan para hamba Allah yang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

         Puncak kebahagiaan pertama yang di alami syeikh , setelah beliau memperoleh ijazah dari para wali yang di implementasikan dalam berbagai bentuk wirid disertai mujahadah (berjuang dengan cara memejamkan mata dalam melihat cahaya Allah disertai syarat-syarat tertentu dalam bermujahadah lihat kitab roudhotut tholibin imam ghozali ra.) dan memperbanyak amalan ibadah shalat sunnah,  puasa, melanggengkan wudlu dan uzlah (menyepi di dalam masjid) adalah bisa bertemu dengan Rasulullah Saw. dalam waktu jaga dan sadar, bahkan langsung berdialog dan bermusyafahah (bersalaman). Pada saat bertemu muka dengan Rosulullah Saw. syeikh ahmad attijani diberi wirid :
- Istigfar 100x
- Sholawat 100x
peristiwa besar ini , lazim kita kenal dengan sebutan " Al-Fathul Akbar " yang terjadi pada tahun  1196 H. sewaktu beliau melakukan perjalanan dari Tilimsan ke syalalah dan Aby Samghun, syalalah dan Aby Samghun adalah dua desa yang berdekatan di sahara timur syeikh tijani bersama keluarganya tinggal di syalalah sampai pada tahun 1199 H yang kemudian ke aby samghun , pada waktu itulah syeikh ahmad attijani mendapat izin penuh dari Rosulullah Saw. untuk menalkinkan wirid Thoriqoh kepada setiap orang islam laki-laki dan perempuan yang memohonnya. wirid pertama inilah yang merupakan embrio (cikal bakal) Thoriqoh Tijaniyyah, yang kemudian jamaah Thoriqoh Tijaniyyah populer menyebutnya dengan nama wirid lazim.

Akhirnya wirid lazim pada tahun 1200 H. oleh Rosulullah Saw. disempurnakan dengan :

- Istigfar 100x
- Sholawat 100x
- Dzikir Haylalah 100x
Secara kronologis wirid lazim merupakan embrio yang juga sekaligus motivator bagi kelanjutan pengembangan amalan ilmu dan semua wirid berikutnya dalam wawasan yang lebih luas bagi para ulama tijaniyyah semasa syeikh Tijani ra. masih hidup.
           Ditinjau dari prosedur sebagaimana thariqoh Tijaniyyah ini diperoleh maka para ulama telah mengategorikan  Thoriqoh Tijaniyyah ini kedalam thoriqoh Barzakhiyyah yang berarti mendapat ijazah langsung dari Rosulullah Saw. dikala beliau telah berpindah ka alam barzah yaitu setelah wafat.
             Dalam hal ini, maka banyak sekali dari jamaah sahabat Syeikh Ahmad Tijani  ra. melakukan ibadah semalam suntuk. semua itu karena anjuran tegas dari syeikh ahmad Tijani ra. bahkan pernah dari sebagian diantara sahabat beliau datang dengan maksud memohon dispensasi (keringanan) lalu berkata : " Sayyid...saya tidak mampu bangun sebelum terbit fajar ". bahkan sering kali saya terlambat mengerjakan shalat sampai terbit matahari, yang demikian ini sulit bagi saya untuk melepaskannya. lalu sayyid Ahmad Tijani ra. berkata :



أنت رجل لاتصلح لطريقتنا فاطرح سبحتنا عنك  ( بغية المستفيد ص : 385 ) هـ



"Kamu seorang yang tidak pantas mengamalkan Thoriqoh kami. karena itu, lepaskanlah wirid kami dari kamu ". ( Bughyatul Mustafid hall.385 ).